Kita wajib untuk mengetahui akan semua itu. Karena kita bangsa yang besar dan Bangsa yang besar selalu menghargai akan budaya dan tradisi serta sejarahnya. Jangan sampai kita tidak tahu tentang Mengenal Tari Tradisional Jawa Tengah (Bagian 1). Bisa jadi esok atau lusa kita tidak akan pernah mengenal atau melihatnya jika bukan kita yang melestarikan budaya dan tradisi nuswantoro ini.
Untuk menambah wawasan kita tentang budaya dan tradisi nuswantoro berikut artikel yang lainya
Mengenal Tari Tradisional Jawa Tengah | tradisinuswantoro.my.id - Provinsi Jawa Tengah memiliki segudang tari tradisional yang terdiri dari tari klasik, tari tradisi dan tari kreasi baru/tari modern. Kita sebagai generasi muda wajib mengetahui keanekaragamn tari tradisional dari daerah Jawa Tengah ini, bahkan mungkin beberapa diantara kita telah melestarikan tarian ini dengan mempelajari seni tari tradisional dari sanggar -sanggar seni tari yang tersebar di nusantara.
Tari tradisional yang berasal dari Jawa Tengah ini terbagi menjadi 3 yaitu :
Jumlah penari Bedhaya dari Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta biasanya 9 orang, sedangkan jumlah penari bedhaya dari Kabupaten Mangkunegara dan Pakualaman berjumlah 7 orang penari.
Untuk mengikuti tarian Bedhaya ini, para penari wanita disyaratkan masih perawan, tidak sedang menstruasi serta didahului dengan puasa sebagai bagian dari persyaratannya.
Tari Bedhaya yang dikenal saat ini antara lain :
Bedaya Ketawang, yaitu tarian pusaka Kasultanan Surakarta yang biasanya dilakukan pada saat perayaan jumenengan dalem (pelantikan) Sunan Surakarta. Tarian ini diciptakan oleh Sultan Agung, menceritakan tentang kisah pertemuan Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul serta perjanjian keduanya untuk saling menjaga kedua kerajaan.
Bedaya Anglirmendung, yaitu tarian pusaka Kadipaten Praja Mangkunegaran. Pencipta tarian Bedaya Anglirmendung ini adalah Sri Mangkunegara (Raden Mas Said) yaitu untuk mengenang pertempuran yang dipimpinnya melawan pasukan gabungan Surakarta dan VOC di Ponorogo pada tahun 1752.
Bedaya Babar Layar, yaitu tarian pusaka kesultanan Yogyakarta. Tari Bedhaya Babar Layar ini diciptakan oleh Sunan Pakubuwono. Tari Bedhaya Babar Layar bedaya Babar Layar menggambarkan peperangan antara pangeran pati (putera mahkota) kerajaan Kandhabuwana melawan kerajaan Ngambarkumala.
Pada awalnya, tari gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah. Dewi Padi (Dewi Sri) digambarkan sebagai penari-penari yang sedang menari. Dan kini tari gambyong dipergunakan untuk memeriahkan acara resepsi perkawinan dan menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan. Dan pihak keraton Mangkunegara Surakarta pun telah menata ulang dan membakukan gerakan tari gamyong hingga yang saat ini kita dapat saksikan yaitu dengan menampilkan gerakan yang mampu menampilkan karakter tari yang luwes, kenes, kewes, dan tregel.
Sebelum tarian gamyong dimulai biasanya diawali dengan gendhing pangkur. Para penari menggunakan kostum warna kuning dan warna hijau sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan.
Ciri-ciri tari Wireng / Beksan Wireng antara lain :
- Para penarinya semua laki-laki
- Jumlah penari selalu genap
- Terdiri dari 3 bagian, yaitu pembuka (maju beksa), inti (inti beksa) dan penutup (mundur beksa), dimana masing - masing bagian ditandai dengan berubahnya tempo gendhing pengiringnya.
Kata Wireng sendiri berasal dari kata Wira (perwira) dan ‘Aeng’ yaitu prajurit yang unggul, yang ‘aeng’, yang ‘linuwih’.
Tarian tari Bondan ada tiga jenis yaitu:
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bedaya
http://budaya-indonesia.org/Tari-Bedhaya-Babar-Layar/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Serimpi
http://ridwanaz.com/umum/seni-budaya/tari-gambyong-surakarta-sejarah-seni-tari-dari-surakarta-jawa-tengah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Gambyong
https://jv.wikipedia.org/wiki/Tari_Wireng
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_bondan
Tari tradisional yang berasal dari Jawa Tengah ini terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Tari Klasik
- Tari Bedhaya
- Tari Gambyong
- Tari Serimpi
- Tari Beksan Wreng
- Tari Bondan
2. Tari Tradisional
- Tari Kuda Lumping / Ebeg
- Tari Kete Ogleng
- Sintren
- Tari Jlantur
3. Tari Kreasi Baru
- Tari Prawiroguni
- Tari Ronggeng
- Tari Wira Pertiwi
- dan masih banyak lagi tari kreasi yang dihasilkan para koreografer Indonesia
1. Tari Tradisional Jawa Tengah - Tari Bedhaya
Tari Bedhaya / Bedaya adalah tarian klasik Jawa yang dikembangkan dikalangan keraton-keraton mataram. Tari Bedhaya ditarikan oleh 7 atau 9 orang penari yang umumnya wanita dengan gemulai dan edukatif dengan diiringi oleh iringan musik gamelan.Jumlah penari Bedhaya dari Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta biasanya 9 orang, sedangkan jumlah penari bedhaya dari Kabupaten Mangkunegara dan Pakualaman berjumlah 7 orang penari.
Untuk mengikuti tarian Bedhaya ini, para penari wanita disyaratkan masih perawan, tidak sedang menstruasi serta didahului dengan puasa sebagai bagian dari persyaratannya.
Tari Bedhaya yang dikenal saat ini antara lain :
Bedaya Ketawang, yaitu tarian pusaka Kasultanan Surakarta yang biasanya dilakukan pada saat perayaan jumenengan dalem (pelantikan) Sunan Surakarta. Tarian ini diciptakan oleh Sultan Agung, menceritakan tentang kisah pertemuan Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul serta perjanjian keduanya untuk saling menjaga kedua kerajaan.
Bedaya Anglirmendung, yaitu tarian pusaka Kadipaten Praja Mangkunegaran. Pencipta tarian Bedaya Anglirmendung ini adalah Sri Mangkunegara (Raden Mas Said) yaitu untuk mengenang pertempuran yang dipimpinnya melawan pasukan gabungan Surakarta dan VOC di Ponorogo pada tahun 1752.
Bedaya Babar Layar, yaitu tarian pusaka kesultanan Yogyakarta. Tari Bedhaya Babar Layar ini diciptakan oleh Sunan Pakubuwono. Tari Bedhaya Babar Layar bedaya Babar Layar menggambarkan peperangan antara pangeran pati (putera mahkota) kerajaan Kandhabuwana melawan kerajaan Ngambarkumala.
Tari Bedhaya Babar Layar - Gambar : http://budaya-indonesia.org |
2. Tari Tradisional Jawa Tengah - Tari Gamyong
Tari Gamyong pada awalnya merupakan tari rakyat yang dipentaskan oleh penari jalanan. Pementasan tari jalanan ini disebut dengan Tledek. Salah seorang penari tledek bernama Sri Gamyong cukup banyak dikenal oleh masyarakat Surakarta pada waktu itu yaitu pada zaman Sinuhun Pakubowono IV (1788 s.d 1820). Sejak itulah tarian yang ia tarikan disebut dengan tari Gamyong.Pada awalnya, tari gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah. Dewi Padi (Dewi Sri) digambarkan sebagai penari-penari yang sedang menari. Dan kini tari gambyong dipergunakan untuk memeriahkan acara resepsi perkawinan dan menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan. Dan pihak keraton Mangkunegara Surakarta pun telah menata ulang dan membakukan gerakan tari gamyong hingga yang saat ini kita dapat saksikan yaitu dengan menampilkan gerakan yang mampu menampilkan karakter tari yang luwes, kenes, kewes, dan tregel.
Sebelum tarian gamyong dimulai biasanya diawali dengan gendhing pangkur. Para penari menggunakan kostum warna kuning dan warna hijau sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan.
3. Tari Tradisional Jawa Tengah - Tari Serimpi
Tari Serimpi adalah tari klasik yang berasal dari Jawa Tengah. Tari Serimpi ini muncul pada zaman kerajaan Mataram saat itu sedang dipimpin oleh Sultan Agung yaitu sekitar tahun 1613 - 1646. Tari Serimpi ini dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual kenegaraan dan peringatan kenaikan tahta Sultan.
Tari Serimpi dari Jawa Tengah ditampilkan dengan diiringi suara gamelan. Tari Serimpi ini terbagi dalam beberapa tari dengan tema yang beragam pula. Tarian Serimpi di Kesultanan Yogyakarta digolongkan menjadi Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, dan Serimpi Genjung. Untuk Kesultanan Surakarta, Serimpi digolongkan menjadi Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan.
3. Tari Tradisional Jawa Tengah - Tari Beksan Wireng
Tari Beksan Wireng yaitu tari yang menggambarkan perang atau latihan perang yang temanya Keprajuritan. Tari Wireng merupakan tarian untuk pria dengan gerakan tari bersumber dari gerakan pencak silat. Di Yogyakarta tari Wireng disebut dengan Beksan.Ciri-ciri tari Wireng / Beksan Wireng antara lain :
- Para penarinya semua laki-laki
- Jumlah penari selalu genap
- Terdiri dari 3 bagian, yaitu pembuka (maju beksa), inti (inti beksa) dan penutup (mundur beksa), dimana masing - masing bagian ditandai dengan berubahnya tempo gendhing pengiringnya.
Kata Wireng sendiri berasal dari kata Wira (perwira) dan ‘Aeng’ yaitu prajurit yang unggul, yang ‘aeng’, yang ‘linuwih’.
4. Tari Tradisional Jawa Tengah - Tari Bondan
Tari Bondan adalah jenis tari klasik berasal dari Surakarta,Jawa Tengah.Tarian ini menceritakan bahwa kasih sayang ibu kepada anaknya melalui menggendong bayi dengan payung terbuka dengan hati-hati dan penuh perhatian.
Tari Bondan ini dapat dilakukan oleh seorang wanita dengan menggendong boneka bayi dengan payung teerbuka yang harus hati-hati karena dia menari di atas kendi dan kendi itu tidak boleh sampai pecah.
- Tarian tari Bondan Cindogo
- Tarian tari Bondan Mardisiwi
- Tarian tari Bondan Pegunungan/Tani
Bersambung : Mengenal Tari Tradisional Jawa Tengah (Bagian 2)
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bedaya
http://budaya-indonesia.org/Tari-Bedhaya-Babar-Layar/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Serimpi
http://ridwanaz.com/umum/seni-budaya/tari-gambyong-surakarta-sejarah-seni-tari-dari-surakarta-jawa-tengah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Gambyong
https://jv.wikipedia.org/wiki/Tari_Wireng
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_bondan
Trimakasih Kawan budaya telah membaca dan menyimak Mengenal Tari Tradisional Jawa Tengah (Bagian 1)
Indah dan kaya bukan budaya kita ini yang terutama di bumi nuswantoro ini dan semoga dengan hadirnya Mengenal Tari Tradisional Jawa Tengah (Bagian 1). Dapat membuat kita lebih banggga dan semangat lagi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya nuswantoro ini. Ingatlah bahwa budaya kita ini adalah budaya dan peradaban yang luhur jangan sampai kita lengah dan diakui oleh bangsa lain. Salam Budaya Nuswantoro buat kita semua.
0 Response to "Mengenal Tari Tradisional Jawa Tengah (Bagian 1)"
Posting Komentar