HONAI DAN EBE'AI, RUMAH ADAT PAPUA

HONAI DAN EBE'AI, RUMAH ADAT PAPUA -Kawan budaya Tradisi Nuswantoro kebudayaan atau tradisi sebuah bangsa merupakan sebuah jati diri bangsa. Karena dengan adanya tradisi kita tahu siapa kita sebenarnya dan dari mana kita berasal. Budaya dan tradisi Nusantara atau Nuswantoro sangatlah banyak. Dari segi bahasa pakain kuliner sampai dengan upacara keagamaan ada semua di bumi Nuswantoro ini.Sehingga kami ingin mengajak kawan budaya untuk lebih mengenal HONAI DAN EBE'AI, RUMAH ADAT PAPUA dan tahu akan lebih banyak tentang seluk beluknya.

Kita wajib untuk mengetahui akan semua itu. Karena kita bangsa yang besar dan Bangsa yang besar selalu menghargai akan budaya dan tradisi serta sejarahnya. Jangan sampai kita tidak tahu tentang HONAI DAN EBE'AI, RUMAH ADAT PAPUA. Bisa jadi esok atau lusa kita tidak akan pernah mengenal atau melihatnya jika bukan kita yang melestarikan budaya dan tradisi nuswantoro ini.



Untuk menambah wawasan kita tentang budaya dan tradisi nuswantoro berikut artikel yang lainya



Honai dan Ebe'ai adalah merupakan rumah adat suku Dani yang tinggal di daerah pegunungan atau tepatnya di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Rumah Honai berbentuk bundar, beratap jerami dan memiliki pintu yang mungil. Sedangkan rumah Ebe'ai bentuknya  persegi. Perbedaan lain antara rumah Honai dan Ebe'ai adalah dari penghuninya. Rumah Honai dihuni oleh kaum lelaki, sedangkan rumah Ebe'ai digunakan oleh perempuan.

Honai sendiri berasal dari bahasa daerah papua yaitu dari kata "Hun" yang berarti Lelaki Dewasa dan Ai yang berarti rumah. Sedangkan kata Ebe'ai berasal dari kata "Ebe" dan Ai.

Rumah bundar ini ukurannya relatif kecil untuk orang dewasa. Biasanya bisa digunakan oleh 5 sampai 10 orang.  Jarak dari permukaan rumah sampai langit-langit hanya sekitar 1 meter. Di dalamnya hanya ada 1 perapian yang terletak persis di tengah. Tak ada perabotan apapun di dalamnya selain jerami.

Saluran ventilasi rumah honai berasal dari atap jerami dan dinding kayu yang membawa hawa sejuk ke dalam Honai. Jika suhu terlalu dingin, barulah perapian dinyalakan. Meski agak berbahaya namun perapian ini tetap dinyalakan dari dalam Honai. Asap hasil pembakaran pun tidak memiliki cerobong layaknya rumah modern sehingga asapnya bercampur menjadi satu di dalam. Agar tidak keracunan asap maka pintu Honai akan dibuka.

Honai ternyata tidak hanya digunakan untuk tempat tinggal, namun honai ada juga yang dipergunakan sebagai kandang ternak,  ada yang menggunakannya untuk menyimpan umbi-umbian dan hasil ladang, ada pula yang digunakan khusus untuk pengasapan jasad tokoh suku Dani sebagai proses pemumian. Fungsi yang disebut terakhir itu bisa ditemukan di Desa Kerulu dan Desa Aikima. Dua desa pemumian paling terkenal di Lembah Baliem.

Rumah Honai Papua




Demikian Sobat tradisi, sekilas info mengenai rumah adat papua Honai dan Ebe'ai. Semoga bermanfaat.


Referensi :
http://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/07/mengenal-rumah-honai-suku-dani-di-papua/
http://www.academia.edu/8368982/RUMAH_ADAT_PAPUA_RUMAH_HONAI


Trimakasih Kawan budaya telah membaca dan menyimak HONAI DAN EBE'AI, RUMAH ADAT PAPUA

Indah dan kaya bukan budaya kita ini yang terutama di bumi nuswantoro ini dan semoga dengan hadirnya HONAI DAN EBE'AI, RUMAH ADAT PAPUA. Dapat membuat kita lebih banggga dan semangat lagi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya nuswantoro ini. Ingatlah bahwa budaya kita ini adalah budaya dan peradaban yang luhur jangan sampai kita lengah dan diakui oleh bangsa lain. Salam Budaya Nuswantoro buat kita semua.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HONAI DAN EBE'AI, RUMAH ADAT PAPUA"

Posting Komentar