Rumah Bolon, Rumah Adat Raja Batak Sumatera Utara

Rumah Bolon, Rumah Adat Raja Batak Sumatera Utara -Kawan budaya Tradisi Nuswantoro kebudayaan atau tradisi sebuah bangsa merupakan sebuah jati diri bangsa. Karena dengan adanya tradisi kita tahu siapa kita sebenarnya dan dari mana kita berasal. Budaya dan tradisi Nusantara atau Nuswantoro sangatlah banyak. Dari segi bahasa pakain kuliner sampai dengan upacara keagamaan ada semua di bumi Nuswantoro ini.Sehingga kami ingin mengajak kawan budaya untuk lebih mengenal Rumah Bolon, Rumah Adat Raja Batak Sumatera Utara dan tahu akan lebih banyak tentang seluk beluknya.

Kita wajib untuk mengetahui akan semua itu. Karena kita bangsa yang besar dan Bangsa yang besar selalu menghargai akan budaya dan tradisi serta sejarahnya. Jangan sampai kita tidak tahu tentang Rumah Bolon, Rumah Adat Raja Batak Sumatera Utara. Bisa jadi esok atau lusa kita tidak akan pernah mengenal atau melihatnya jika bukan kita yang melestarikan budaya dan tradisi nuswantoro ini.



Untuk menambah wawasan kita tentang budaya dan tradisi nuswantoro berikut artikel yang lainya



Rumah Bolon adalah rumah adat suku batak di Sumatera Utara. Pada zaman dahulu kala, rumah bolon adalah merupakan tempat tinggal raja-raja di Sumatera Utara, dimana tercatat ada 14 raja antara lain : Pangultop-ultop 1624-1648 ; Ranjinman (1648 –  1669),  Nanggaraia (1670 – 1692), Butiran (1692 – 1717), Bakkararaja (1738-1738), Baringin (1738-1769), Bona Batu (1769-1780), Raja Ulan (1781-1769), Atian (1800-1825), Horma Bulan (1826-1856), Raondop (1856-1886), Rahalim (1886-1921), Karel Tanjung (1921-1931) dan Mogang (1933-1947).

Rumah Bolon terdiri dari beberapa jenis, dan rumah adat yang dapat ditemuan di masyarakat Batak yaitu rumah Bolon Toba, rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak dan rumah Bolon Angkola. Setiap rumah mempunyai ciri khasnya masing-masing Sayangnya, rumah Bolon saat ini jumlah tidak terlalu banyak sehingga beberapa jenis rumah Bolon bahkan sulit ditemukan.

Rumah Bolon berbentuk panggung dengan tiang - tiang bulat bergaris tengah sekitar 40 cm menjadi penyangganya. Di sebelah kiri dan kanan tiang rumah ada ukiran yang menggambarkan payudara sebagai lambang kesuburan (odap-odap). Ada juga ukiran cicak sebagai lambang penjaga dan pelindung rumah (boraspati). Dinding rumah bolon berupa papan setebal 15 cm dihiasi ornamen khas Simalungun warna merah, hi­tam, dan putih yang menampilkan pandangan kosmologis dan filosofis budaya Batak. Ukiran khas Batak yang disebut gorga adalah ornamen yang mengandung unsur mistis  penolak bala. Ukiran gorga ditempatkan di dinding rumah bagian luar. umumnya ukiran itu berbentuk lukisan hewan seperti cicak, ular ataupun kerbau. Padi  dan leher simbol kerbau yang terpasang di ujung bubungan atap, diikatkan seutas tali menggantung dua tatabu (la­bu berisi ramuan magis) disebut tanjung banu yang berfungsi untuk menang­kal petir dan api. Sedangkan atap rumah terbuat dari ijuk.

Rumah bolon terdiri dari beberapa bagian. Bagian depan (lopou). menja­di tempat puang pardahan (isteri raja pemasak makanan ta­mu) dan puang poso (pemasak nasi raja). Di sisi kanannya, ter­dapat kamar tidur raja dengan bentuk layak­nya rumah kecil yang memiliki atap, dinding dan pintu. Sedangkan dikolong­ kamar tidur tersebut, ada sebuah kamar ajudan raja yang dikebiri (ikasihkon).

Di dinding sebelah kanan ada dua gong (ogung) dan jika anak raja lahir putri, gong ini dipalu dalam bilangan genap. Sebalik­nya, lahir putra, bedil untuk upacara adat tersimpan agak ke dalam diletuskan dalam bilang­an ganjil.

Karena raja sering kawin, lo­pou pun menjadi sempit, sehing­ga diperluas ke belakang dan di­beri nama (Rumah Bolon). Inilah yang dihuni puang parorot (istri raja penjaga anak).

puang paninggiran (pimpinan upacara kesurupan), puang pamokkot (pimpinan upacara me­masuki rumah baru), puang siappar apei (pengatur ruangan dan memasang tikar), puang siombah bajut (pimpinan pembawa per­alatan makan sirih), puang bona, puang bolon (permaisuri), puang panakkut (bertugas di rumah bolon) dan puang juma bolang (istri raja memimpin perladangan).

Di sini juga, ada tiang pan ra­ja, tempat peletakan tanduk kerbau tanda penabalan raja. Ada 13 jumlah tanduk kerbau, menyatakan banyaknya raja

Rumah bolon didirikan oleh Raja Tuan Rahalim, raja yang gagah perkasa dan memi­liki 24 istri. Tapi, yang tinggal di istana hanya puang bolon (per­maisuri) dan 11 orang nasi puang (selir) serta anaknya sebanyak 46 orang. Yang 12 orang lagi tinggal dikampung-kampung di wila­yah kerajaannya. Sedangkan raja terakhir yang menempati Rumah bolon adalah Tuan Mogang Purba, dimana setelah Kemerdekaan RI yaitu pada tahun 1947 berakhir pula kedaulatan raja dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1961, pewaris Rumah Bolon menyerahkan rumah bolon beserta perangkatnya kepada Pemerintah Daerah Sumatera Utara/ Pemda Simalungun.

Demikian Sobat sekilas informasi mengenai rumah bolon yang merupakan rumah raja Batak pada masa lalu.


Referensi :
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/2014/08/19/istana-raja-purba-rumah-bolon-menakjubkan-sayang-kurang-polesan/
https://regarzworld.wordpress.com


Trimakasih Kawan budaya telah membaca dan menyimak Rumah Bolon, Rumah Adat Raja Batak Sumatera Utara

Indah dan kaya bukan budaya kita ini yang terutama di bumi nuswantoro ini dan semoga dengan hadirnya Rumah Bolon, Rumah Adat Raja Batak Sumatera Utara. Dapat membuat kita lebih banggga dan semangat lagi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya nuswantoro ini. Ingatlah bahwa budaya kita ini adalah budaya dan peradaban yang luhur jangan sampai kita lengah dan diakui oleh bangsa lain. Salam Budaya Nuswantoro buat kita semua.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rumah Bolon, Rumah Adat Raja Batak Sumatera Utara"

Posting Komentar