Rumah Gadang, Rumah Adat Sumatera Barat

Rumah Gadang, Rumah Adat Sumatera Barat -Kawan budaya Tradisi Nuswantoro kebudayaan atau tradisi sebuah bangsa merupakan sebuah jati diri bangsa. Karena dengan adanya tradisi kita tahu siapa kita sebenarnya dan dari mana kita berasal. Budaya dan tradisi Nusantara atau Nuswantoro sangatlah banyak. Dari segi bahasa pakain kuliner sampai dengan upacara keagamaan ada semua di bumi Nuswantoro ini.Sehingga kami ingin mengajak kawan budaya untuk lebih mengenal Rumah Gadang, Rumah Adat Sumatera Barat dan tahu akan lebih banyak tentang seluk beluknya.

Kita wajib untuk mengetahui akan semua itu. Karena kita bangsa yang besar dan Bangsa yang besar selalu menghargai akan budaya dan tradisi serta sejarahnya. Jangan sampai kita tidak tahu tentang Rumah Gadang, Rumah Adat Sumatera Barat. Bisa jadi esok atau lusa kita tidak akan pernah mengenal atau melihatnya jika bukan kita yang melestarikan budaya dan tradisi nuswantoro ini.



Untuk menambah wawasan kita tentang budaya dan tradisi nuswantoro berikut artikel yang lainya



Rumah Gadang adalah Rumah adat yang banyak dijumpai di Sumatera Barat.  Nama lain dari Rumah Gadang adalah rumah godang, rumah bagonjong dan rumah baanjuang. Namun demikian, tidak semua daerah boleh mendirikan rumah gadang ini, rumah gadang hanya dapat didirikan pada kawasan atau daerah yang telah memiliki status sebagai nagari.

Rumah adat Minangkabau atau rumah gadang ini juga banyak dijumpai di Negeri Sembilan, Malaysia dimana memiliki kesamaan suku bangsa yaitu suku Melayu.

Fungsi rumah gadang adalah sebagai rumah tinggal namun dengan ketentuan dimana jumlah kamar yang tersedia dalam rumah gadang tersebut, tergantung jumlah anggota keluarga perempuan. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain.



Rumah Gadang (Besar) disebut gadang bukan karena bentuknya yang besar, akan tetapi karena fungsinya  yang digambarkan dalam syair lagu dibawah ini :

Rumah gadang besar bertuah,
Tiangnya bernama kata hakikat,
Pintunya bernama dalil kiasan,
Bendulnya sembah-menyembah,
Berjenjang naik, bertangga turun,
Dindingnya penutup malu,
Biliknya alung bunian.


Fungsi rumah gadang apabila diuraikan dari syair diatas adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai tempat kediaman keluarga, fungsi rumah gadang juga sebagai lambang kehadiran suatu kaum serta sebagai pusat kehidupan dan kerukunan, seperti tempat bermufakat dan melaksanakan berbagai upacara. Bahkan juga sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit.
     
  2. Sebagai tempat tinggal bersama, rumah gadang mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Setiap perempuan yang bersuami memperoleh sebuah kamar. Perempuan yang termuda memperoleh kamar yang terujung. Pada gilirannya ia akan berpindah ke tengah jika seorang gadis memperoleh suami pula. Perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Sedangkan gadis remaja memperoleh kamar bersama pada ujung yang lain. Sedangkan laki-laki tua, duda, dan bujangan tidur di surau milik kaumnya masing-masing. Penempatan pasangan suami istri baru di kamar yang terujung, ialah agar suasana mereka tidak terganggu kesibukan dalam rumah. Demikian pula menempatkan perempuan tua dan anak-anak pada suatu kamar dekat dapur ialah karena keadaan fisiknya yang memerlukan untuk turun naik rumah pada malam hari.
     
  3. Sebagai tempat bermufakatan, rumah gadang merupakan bangunan pusat dari seluruh anggota kaum dalam membicarakan masalah mereka bersama.
      
  4. Sebagai tempat melaksanakan upacara, rumah gadang menjadi penting dalam meletakkan tingkat martabat mereka pada tempat yang semestinya. Di sanalah dilakukan penobatan penghulu. Di sanalah tempat pusat perjamuan penting untuk berbagai keperluan dalam menghadapi orang lain dan tempat penghulu menanti tamu-tamu yang mereka hormati.
     
  5. Sebagai tempat merawat keluarga, rumah gadang berperan pula sebagai rumah sakit setiap laki-laki yang menjadi keluarga mereka. Seorang laki-laki yang diperkirakan ajalnya akan sampai akan dibawa ke rumah gadang atau ke rumah tempat ia dilahirkan. Dan rumah itulah ia akan dilepas ke pandam pekuburan bila ia meninggal. Hal ini akan menjadi sangat berfaedah, apabila laki-laki itu mempunyai istri lebih dari seorang, sehingga terhindarlah perseng ketaan antara istri-istrinya.

Keunikan bentuk rumah gadang adalah bentuk atapnya menjulang dan meruncing pada bagian ujungnya seperti tanduk kerbau atau tampak seperti perahu. Bentuk atap meruncing seperti itu anta­ra lain juga kita jumpai pada rumah adat masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan dan juga rumah tradisional daerah Tapanuli.

Atap rumah gadang jaman dahulu menggunakan ijuk, namun saat ini banyak digantikan dengan atap seng.  Rumah gadang pada umumnya memiliki 1 tangga dibagian depan, sedangkan dapurnya terpisah. Dinding rumah gadang dipenuhi dengan ornamen bermotif akar, bunga, daun serta bidang persegi empat dan genjang.

 Demikian Sobat tradisi, informasi singkat mengenai rumah gadang, rumah adat Sumatera Barat.


Trimakasih Kawan budaya telah membaca dan menyimak Rumah Gadang, Rumah Adat Sumatera Barat

Indah dan kaya bukan budaya kita ini yang terutama di bumi nuswantoro ini dan semoga dengan hadirnya Rumah Gadang, Rumah Adat Sumatera Barat. Dapat membuat kita lebih banggga dan semangat lagi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya nuswantoro ini. Ingatlah bahwa budaya kita ini adalah budaya dan peradaban yang luhur jangan sampai kita lengah dan diakui oleh bangsa lain. Salam Budaya Nuswantoro buat kita semua.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rumah Gadang, Rumah Adat Sumatera Barat"

Posting Komentar