Kita wajib untuk mengetahui akan semua itu. Karena kita bangsa yang besar dan Bangsa yang besar selalu menghargai akan budaya dan tradisi serta sejarahnya. Jangan sampai kita tidak tahu tentang Tari Tradisional Daerah Riau & Kepulauan Riau. Bisa jadi esok atau lusa kita tidak akan pernah mengenal atau melihatnya jika bukan kita yang melestarikan budaya dan tradisi nuswantoro ini.
Untuk menambah wawasan kita tentang budaya dan tradisi nuswantoro berikut artikel yang lainya
Tari Tradisional Daerah Riau & Kepulauan Riau ~ tradisinuswantoro.my.id. Provinsi Riau dan Kepulauan Riau tidak hanya memiliki kekayaan dan keindahan alam yang menjadi daya pikat wisatawan untuk berkunjung ke Provinsi ini. Provinsi Riau dan Kepulauan Riau juga memiliki kekayaan tradisi dan budaya yang sangat mempesona. Diantara kekayaan tradisi dari Provinsi Riau dan Kepulauan Riau ini adalah tari tradisional. Apa saja tari tradisional daerah Riau dan Kepulauan Riau? Cari infonya dibawah ini :
Riau dan Kepulauan Riau dahulu merupakan satu provinsi, namun Kepulauan Riau akhirnya menjadi provinsi tersendiri yang dikukuhkan berdasarkan Undang - Undang Nomor 25 tahun 2002. Untuk itulah maka dari segi tari-tarian tradisional, kedua provinsi ini memiliki banyak kesamaan. Tari tarian tradisional dari Provinsi Riau dan Kepulauan Riau pada umumnya dipengaruhi oleh kebudayaan suku Melayu. Namun ada beberapa tarian khas yang memang membawa ciri khas daerah Riau/Kepualauan Riau. Dan berikut ini tari tradisional yang berasal dari Provinsi Riau dan Kepulauan Riau :
Tari Zapin adalah khazanah tarian rumpun Melayu yang menghibur sekaligus sarat pesan agama dan pendidikan. Tari zapin ini memiliki kaidah dan aturan yang tidak boleh diubah dari masa ke masa namun keindahannya tak lekang begitu saja.
Tarian Zapin ini tumbuh dalam sejarahnya di beberapa tempat seperti Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat (Minang Kabau), Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bengkulu, dan Jakarta (Betawi). Nama tari zapin sedikit berbeda di berbagai tempat, seperti di Nusa Tenggara dinamai dana-dani, di Kalimantan bernama jepin, di Sulawesi disebut jippeg, di Jawa dinamakan zafin, di Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu disebut dana, lalu di Maluku bernama jepen, serta di Sumatera dan Riau dinamai zapin.
Tari tradisional dari Riau ini diiringi oleh alat musik tradisional Riau yaitu Marwas dan Gambus. Tari zapin ini mempertontonkan gerak kaki cepat mengikuti hentakan pukulan pada gendang kecil yang disebut marwas. Harmoni ritmik instrumennya semakin merdu dengan alat musik petik gambus. Karena mendapat pengaruh dari Arab, tarian ini memang terasa bersifat edukatif tanpa menghilangkan sisi hiburan. Ada sisipan pesan agama ada dalam syair lagunya.
Biasanya dalam tariannya dikisahkan keseharian hidup masyarakat melayu seperti gerak meniti batang, pinang kotai, pusar belanak dan lainnya. Awalnya tari zapin hanya ditarikan penari lelaki tetapi seiring dengan perkembangan, penari perempuan juga ditampilkan. Kadang juga tampil penari campuran laki-laki dengan perempuan.
Dahulu tari zapin ditarikan di atas tikar madani dan tikar tersebut tidak boleh bergoyang atau bergeser sedikitpun sewaktu menarikan tari zapin tersebut. Gerak dan ritme tari zapin merupakan media utama untuk mengungkapkan ekspresi penarinya. Darinya Anda dapat meresapi pengalaman kehidupan, peristiwa sejarah, dan keadaan alam yang menjadi sumber gerak dalam tari zapin.
Adapun kostum dan tata rias para penari zapin lelaki mengenakan baju kurung cekak musang dan seluar, songket, plekat, kopiah, dan bros. Sementara untuk penari perempuan berupa baju kurung labuh, kain songket, kain samping, selendang tudung manto, anting-anting, kembang goyang, kalung, serta riasan sanggul lipat pandan dan conget.
Tari Melemang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Tanjungpisau Negeri Bentan Penaga, kecamatan Bintan, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Tari Bintan pada awalnya hanya ditarikan dikalangan istana saja, yaitu tepatnya sejak abad ke 12. Menurut informasi bahwa pada masa lalu tarian ini hanya dipersembahkan bagi Raja ketika sang Raja sedang beristirahat. Karena merupakan tarian istana, tari Melemang ditarikan oleh para dayang kerajaan Bentan. Namun sejak Kerajaan Bentan mengalami keruntuhan, tari Melemang berubah menjadi pertunjukan hiburan rakyat.
Tari Melemang yang merupakan tari tradisional Kepulauan Riau ini dimainkan oleh 14 orang, diantaranya seorang pemain berperan sebagai Raja, seorang berperan sebagai permaisuri, seorang berperan sebagai puteri, empat orang sebagai pemusik, seorang sebagai penyanyi, serta enam orang sebagai penari. Adapun 4 orang yang merupakan pemusik, memainkan musik yang berasal dari beberapa alat musik yaitu kodian (akordion), gong, piul (biola), dan tambur.
Para pemain wanita pada pertunjukan tari Melemang mengenakan baju kurung panjang sebagai atasan dan kain atau sarung panjang sebagai bawahan. Sementara pemain lelaki mengenakan baju kurung panjang sebagai atasan dan celana panjang sebagai bawahan. Sebagai pelengkap kostum, pemain lelaki juga mengenakan topi atau kopiah berwarna hitam
Di Indonesia sendiri tari Mak Yong berkembang dari Riau, Lingga, yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Johor. Perbedaan dengan Mak Yong di daerah Kelantan yang tidak menggunakan topeng, Mak Yong di Batam dan Bintan menggunakan topeng untuk sebagian karakter dayang Raja, Puteri, penjahat, setan, dan semangat, sama seperti yang dipraktekan di Nara Yala. Pada akhir abad lalu, Mak Yong bukan saja menjadi pertunjukan harian, tetapi juga sebagai adat istiadat raja memerintah.
Riau dan Kepulauan Riau dahulu merupakan satu provinsi, namun Kepulauan Riau akhirnya menjadi provinsi tersendiri yang dikukuhkan berdasarkan Undang - Undang Nomor 25 tahun 2002. Untuk itulah maka dari segi tari-tarian tradisional, kedua provinsi ini memiliki banyak kesamaan. Tari tarian tradisional dari Provinsi Riau dan Kepulauan Riau pada umumnya dipengaruhi oleh kebudayaan suku Melayu. Namun ada beberapa tarian khas yang memang membawa ciri khas daerah Riau/Kepualauan Riau. Dan berikut ini tari tradisional yang berasal dari Provinsi Riau dan Kepulauan Riau :
1. Tari Tradisional Daerah Riau & Kepulauan Riau - Tari Zapin (Dari Kab. Siak Provinsi Riau)
Tari Zapin adalah khazanah tarian rumpun Melayu yang menghibur sekaligus sarat pesan agama dan pendidikan. Tari zapin ini memiliki kaidah dan aturan yang tidak boleh diubah dari masa ke masa namun keindahannya tak lekang begitu saja.
Tarian Zapin ini tumbuh dalam sejarahnya di beberapa tempat seperti Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat (Minang Kabau), Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bengkulu, dan Jakarta (Betawi). Nama tari zapin sedikit berbeda di berbagai tempat, seperti di Nusa Tenggara dinamai dana-dani, di Kalimantan bernama jepin, di Sulawesi disebut jippeg, di Jawa dinamakan zafin, di Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu disebut dana, lalu di Maluku bernama jepen, serta di Sumatera dan Riau dinamai zapin.
Tari tradisional dari Riau ini diiringi oleh alat musik tradisional Riau yaitu Marwas dan Gambus. Tari zapin ini mempertontonkan gerak kaki cepat mengikuti hentakan pukulan pada gendang kecil yang disebut marwas. Harmoni ritmik instrumennya semakin merdu dengan alat musik petik gambus. Karena mendapat pengaruh dari Arab, tarian ini memang terasa bersifat edukatif tanpa menghilangkan sisi hiburan. Ada sisipan pesan agama ada dalam syair lagunya.
Biasanya dalam tariannya dikisahkan keseharian hidup masyarakat melayu seperti gerak meniti batang, pinang kotai, pusar belanak dan lainnya. Awalnya tari zapin hanya ditarikan penari lelaki tetapi seiring dengan perkembangan, penari perempuan juga ditampilkan. Kadang juga tampil penari campuran laki-laki dengan perempuan.
Dahulu tari zapin ditarikan di atas tikar madani dan tikar tersebut tidak boleh bergoyang atau bergeser sedikitpun sewaktu menarikan tari zapin tersebut. Gerak dan ritme tari zapin merupakan media utama untuk mengungkapkan ekspresi penarinya. Darinya Anda dapat meresapi pengalaman kehidupan, peristiwa sejarah, dan keadaan alam yang menjadi sumber gerak dalam tari zapin.
Adapun kostum dan tata rias para penari zapin lelaki mengenakan baju kurung cekak musang dan seluar, songket, plekat, kopiah, dan bros. Sementara untuk penari perempuan berupa baju kurung labuh, kain songket, kain samping, selendang tudung manto, anting-anting, kembang goyang, kalung, serta riasan sanggul lipat pandan dan conget.
2. Tari Tradisional Daerah Riau & Kepulauan Riau - Tari Persembahan (Tari Makan Sirih)
Pada awalnya tari persembahan di Riau terdiri dari beberapa variasi, namun pada sekitar tahun 1957 tari persembahan ini dibakukan dan lahirlah tari makan sirih.
Tari Makan Sirih kini menjadi tari persembahan yang diciptakan oleh seniman-seniman Riau. Sosialisasi Pembakuan Tari Persembahan ini dilakukan dengan tujuan agar dikenal oleh lapisan masyarakat Riau pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Tari Makan Sirihdari Provinsi Riau adalah tarian bertema gembira dan menggunakan gerakan Tari Lenggang Patah Sembilan. Akantetapi, dalam Tari Makan Sirih hanya menggunakan dua gerakan saja, yaitu gerakan lenggang patah sembilan tunggal dan ganda, sedangkan pada Tari Lenggang Patah Sembilan ada tiga bagian gerakan.
Tarian Makan Sirih dari Riau ini diiringi musik khas Melayu yang rancak dengan diiringi pula oleh lagu berjudul Makan Sirih. Adapun kostum yang dilakukan oleh penari Makan sirih memakai busana adat khas Melayu, yakini celana, baju, dan kopiah untuk yang pria. Sedangkan yang perempuan Para penari mengenakan baju yang biasa dipakai mempelai perempuan, yaitu baju adat yang disebut dengan baju kurung teluk belanga. Pada bagian kepala, terdapat mahkota yang dilengkapi dengan hiasan-hiasan berbentuk bunga. Sementara, bagian bawah tubuh para penari dibalut oleh kain songket berwarna cerah.
Tari Makan Sirih dilakukan oleh pria dan wanita. Para penari Tari Makan Sirih wajib untuk memahami istilah-istilah khusus dalam tarian Melayu. Milsanya igal (menekannkan gerakan tangan dan badan), liuk (gerakan menundukan atau menayunkan badan), lenggang (berjalan sambil menggerakkan tangan), titi batang (berjalan dalam satu garis seolah meniti batang), gentam (menari sambil mengentakkan tumit kaki), cicing (menari sambil berlari kecil), legar (menari sambil berkeliling 180 derajat), dan lain-lainnya.
Saat pertunjukan, salah satu penari dalam tari persembahan akan membawa kotak yang berisi sirih. Sirih dalam kotak tersebut kemudian dibuka dan tamu yang dianggap agung diberi kesempatan pertama untuk mengambilnya sebagai bentuk penghormatan, kemudian diikuti oleh tamu yang lain. Karenanya, banyak orang yang menyebut tari persembahan Riau dengan sebutan tari makan sirih.
3. Tari Tradisional Daerah Riau & Kepulauan Riau - Tari Malemang (Kab. Bintan)
Tari Melemang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Tanjungpisau Negeri Bentan Penaga, kecamatan Bintan, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Tari Bintan pada awalnya hanya ditarikan dikalangan istana saja, yaitu tepatnya sejak abad ke 12. Menurut informasi bahwa pada masa lalu tarian ini hanya dipersembahkan bagi Raja ketika sang Raja sedang beristirahat. Karena merupakan tarian istana, tari Melemang ditarikan oleh para dayang kerajaan Bentan. Namun sejak Kerajaan Bentan mengalami keruntuhan, tari Melemang berubah menjadi pertunjukan hiburan rakyat.
Tari Melemang yang merupakan tari tradisional Kepulauan Riau ini dimainkan oleh 14 orang, diantaranya seorang pemain berperan sebagai Raja, seorang berperan sebagai permaisuri, seorang berperan sebagai puteri, empat orang sebagai pemusik, seorang sebagai penyanyi, serta enam orang sebagai penari. Adapun 4 orang yang merupakan pemusik, memainkan musik yang berasal dari beberapa alat musik yaitu kodian (akordion), gong, piul (biola), dan tambur.
Para pemain wanita pada pertunjukan tari Melemang mengenakan baju kurung panjang sebagai atasan dan kain atau sarung panjang sebagai bawahan. Sementara pemain lelaki mengenakan baju kurung panjang sebagai atasan dan celana panjang sebagai bawahan. Sebagai pelengkap kostum, pemain lelaki juga mengenakan topi atau kopiah berwarna hitam
4. Tari Tradisional Daerah Riau & Kepulauan Riau - Tari Manggar
Tari manggar adalah tari yang berasal dari Kota Pekan Baru .Menceritakan mengenai sejarah Kota Pekan Baru,yaitu ditemukannya sebuah kota yang bernama Sena yang kini dikenal dengan Senapelan.
5. Tari Tradisional Daerah Riau & Kepulauan Riau - Tari Mak Yong
Mak Yong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum internasional. Di zaman dulu, pertunjukan mak yong diadakan orang desa di pematang sawah selesai panen padi.
Pertunjukan mak yong dibawakan kelompok penari dan pemusik profesional yang menggabungkan berbagai unsur upacara keagamaan, sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental, dan naskah yang sederhana. Tokoh utama pria dan wanita keduanya dibawakan oleh penari wanita. Tokoh-tokoh lain yang muncul dalam cerita misalnya pelawak, dewa, jin, pegawai istana, dan binatang. Pertunjukan mak yong diiringi alat musik seperti rebab, gendang, dan tetawak.
Di Indonesia sendiri tari Mak Yong berkembang dari Riau, Lingga, yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Johor. Perbedaan dengan Mak Yong di daerah Kelantan yang tidak menggunakan topeng, Mak Yong di Batam dan Bintan menggunakan topeng untuk sebagian karakter dayang Raja, Puteri, penjahat, setan, dan semangat, sama seperti yang dipraktekan di Nara Yala. Pada akhir abad lalu, Mak Yong bukan saja menjadi pertunjukan harian, tetapi juga sebagai adat istiadat raja memerintah.
Ada berbagai pendapat mengenai asal usul Makyong di Kepulauan Riau, antara lain pendapat hasil rumusan Diskusi Teater Tradisional yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta bersama Direktorat Pembinaan Kesenian pada tanggal 13 Desember 1975. Dari pendapat itu tidak dapat diketahui dengan pasti kapan Makyong sampai ke Riau, karena Makyong berkembang menurut situasi dan kondisi setempat, dan akhirnya menjadi sebuah pertunjukan yang mendarah daging bagi penduduk setempat. Sebuah sumber mengemukakan bahwa Makyong sudah sampai ke Malaka dan Siak pada tahun 1920. Padahal berdasarkan keterangan yang dikemukakan orang-orang tua di Mantang (tempat teater ini berkembang pesat di Kepulauan Riau) disimpulkan bahwa Makyong telah ada di Riau hampir seabad yang lalu. Kalau hal ini benar, maka Makyong lebih dulu sampai ke Riau, baru ke Sumatera Utara, yang tercatat terjadi pada tahun 1896 pada saat Kerajaan Serdang diperintah Sultan Sulaiman.
Demikian Sobat 5 buah tari tradisional dari Daerah Riau dan Kepulauan Riau, semoga bermanfaat.
Sumber Referensi :
- http://smkbungaraya.blogspot.co.id/2014/01/tarian-zapin-khas-melayu.html
- http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Riau/Seni-Budaya/Tari-Makan-Sirih-Untuk-Menyambut-Tamu
- http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/memberi-sirih-memberi-hormat
- http://uun-halimah.blogspot.co.id/2008/03/tari-melamang-kepulauan-riau.html
- http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/907/tari-tandak
- http://antrohebat.blogspot.co.id/2013/06/teater-makyong-riau-dan-pengembangannya.html
- wikipedia Indonesia
- google.com
Trimakasih Kawan budaya telah membaca dan menyimak Tari Tradisional Daerah Riau & Kepulauan Riau
Indah dan kaya bukan budaya kita ini yang terutama di bumi nuswantoro ini dan semoga dengan hadirnya Tari Tradisional Daerah Riau & Kepulauan Riau. Dapat membuat kita lebih banggga dan semangat lagi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya nuswantoro ini. Ingatlah bahwa budaya kita ini adalah budaya dan peradaban yang luhur jangan sampai kita lengah dan diakui oleh bangsa lain. Salam Budaya Nuswantoro buat kita semua.
0 Response to "Tari Tradisional Daerah Riau & Kepulauan Riau"
Posting Komentar