Kita wajib untuk mengetahui akan semua itu. Karena kita bangsa yang besar dan Bangsa yang besar selalu menghargai akan budaya dan tradisi serta sejarahnya. Jangan sampai kita tidak tahu tentang Rumah Kebaya, Rumah Adat Betawi. Bisa jadi esok atau lusa kita tidak akan pernah mengenal atau melihatnya jika bukan kita yang melestarikan budaya dan tradisi nuswantoro ini.
Untuk menambah wawasan kita tentang budaya dan tradisi nuswantoro berikut artikel yang lainya
Rumah Kebaya, Rumah Adat Betawi | tradisinuswantoro.my.id - Halo Sobat tradisi, kembali kita akan berkunjung ke Ibukota Negara Republik Indonesia, yaitu Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Kali ini kita akan menilik rumah adat khas suku betawi yang ada di Jakarta ini.
Rumah adat Betawi sebenarnya ada 3 macam, yaitu rumah kebaya, rumah joglo dan rumah gudang. Akan tetapi yang tercatat resmi sebagai rumah adat suku betawi di DKI Jakarta adalah rumah kebaya.
Disebut dengan rumah kebaya karena bentuk atapnya yang menyerupai pelana yang dilipat dan apabila dilihat dari samping maka lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya. Ciri khas rumah kebaya ini adalah rumah ini memiliki teras yang luas yang berguna untuk menjamu tamu dan menjadi tempat bersantai keluarga.Pada zaman dahulu, masyarakat betawi membuat sumur di depan rumahnya dan pemakaman yang berada disamping rumah, dinding rumahnya terbuat dari panel-panel yang dapat dibuka dan digeser-geser ke tepinya. Hal ini dimaksudkan agar rumah terasa lebih luas.
Rumah ini dapat dibedakan menjadi 2 bagian dari segi sifatnya , yakni bagian depan bersifat semi publik, sehingga setiap orang dapat melihat betapa asri dan sejuknya rumah tersebut. Dan yang kedua adalah bagian belakang yang bersifat pribadi. Bagian ini hanya boleh dilihat oleh orang-orang dekat dari pihak pemilik rumah.
Material Rumah Kebaya
1. Material Atap Rumah Kebaya
Terdapat 2 jenis bahan untuk atap rumah kebaya yaitu Genteng dan Daun Kirai yang dianyam (disebut atep). Sementara komposisi konstruksinya adalah kuda-kuda dan balok kayu yang dipasang secara horizontal diatas kuda-kuda tersebut (disebut gording). Material kuda-kuda ini terbuat dari kayu Gowok (jenis kayu Syzygium Polycephalum) atau kayu Kecapi (jenis kayu Sandoricum Koetjape). Terdapat juga balok tepi yang biasanya terpasang diatas dinding bagian luar yang terbuat dari kayu Nangka (jenis kayu Artocarpus Heterophillus Lamk) yang sudah tua. Untuk material reng terbuat dari kayu Kaso berukuran 4 cm x 7 cm atau 5 cm x 7 cm yang fungsinya untuk mengaitkan genteng
2. Material Dinding Rumah Kebaya
Untuk dinding bagian depan rumah Kebaya terbuat dari kayu Gowok atau kayu Nangka yang biasanya menggunakan finishing cat kombinasi warna hijau dan kuning. Ada lagi bahan dinding lainnya yaitu anyaman bambu dengan atau tanpa tumpuan pasangan batubata dibawahnya. Struktur daun pintu dan jendela umumnya dari rangka kayu dengan sistem jalusi horizontal pada bagian atas pintu atau bisa juga seluruh bagian pintu dan jendela. Sekedar informasi, jalusi merupakan bagian pintu atau jendela yang berfunsgi sekaligus sebagai ventilasi udara.
3. Material Struktur Rumah Kebaya
Pondasi Rumah Kebaya umumnya menggunakan material batu kali dengan sistem umpak yang diletakkan pada bagian bawah setiap kolom. Sedangkan untuk landasan dinding umumnya mengunakan pasangan batubata yang menggunakan kolom terbuat dari kayu Nangka yang sudah berumur (tua).
Pembagian Ruangan Rumah Kebaya
Setiap rumah pasti memiliki ruangan-ruangan yang digunakan untuk tujuan tertentu. Dan setiap ruangan tersebut ada yang bersifat pribadi atau untuk umum.[4] Adapun ruangan yang ada di rumah Kebaya :
- Teras depan rumah kebaya terdapat tempat kursi untuk tamu serta bale-bale (kursi yang terbuat dari kayu jati) untuk bersantai dikenal juga dengan nama Amben. Ruang ini banyak digunakan oleh anggota keluarga.
- Lantai pada teras depan rumah kebaya ini diberi nama Gejogan. Ia wajib dibersihkan sebagai wujud penghormatan pada tamu. Gejogan atau lantai teras ini dianggap sakral atau dikaramatkan oleh masyarakat Betawi sebab berhubungan langsung dengan tangga bernama balaksuji, penghubung rumah dengan area luar.
- Ruangan selanjutnya adalah kamar tamu rumah kebaya yang juga dikenal dengan nama Paseban. Tepi paseban dipagari dengan pintu masuk di tengahnya. Pintu itu diberi ukiran dan tingginya sekitar 80 cm. Sedangkan tepi atapnya diberi renda seperti kebaya. Paseban berfungsi pula sebagai tempat ibadah.
- Bagian selanjutnya dari rumah adat Betawi ini adalah Pangkeng. Ia merupakan ruang keluarga yang dipisahkan oleh dinding-dinding kamar.
- Selanjutnya adalah ruang-ruang lain yang difungsikan sebagai ruang tidur.
- Terakir adalah dapur yang letaknya paling belakang. Dapur bagi orang Betawi dikenal dengan nama Srondoyan.
Sumber :
- http://www.desainrumahidamanku.xyz/rumah-kebaya-warisan-adat-budaya-betawi/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_kebaya
Trimakasih Kawan budaya telah membaca dan menyimak Rumah Kebaya, Rumah Adat Betawi
Indah dan kaya bukan budaya kita ini yang terutama di bumi nuswantoro ini dan semoga dengan hadirnya Rumah Kebaya, Rumah Adat Betawi. Dapat membuat kita lebih banggga dan semangat lagi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya nuswantoro ini. Ingatlah bahwa budaya kita ini adalah budaya dan peradaban yang luhur jangan sampai kita lengah dan diakui oleh bangsa lain. Salam Budaya Nuswantoro buat kita semua.
0 Response to "Rumah Kebaya, Rumah Adat Betawi"
Posting Komentar