Kita wajib untuk mengetahui akan semua itu. Karena kita bangsa yang besar dan Bangsa yang besar selalu menghargai akan budaya dan tradisi serta sejarahnya. Jangan sampai kita tidak tahu tentang Rumah Adat Banjar Kalimantan Selatan. Bisa jadi esok atau lusa kita tidak akan pernah mengenal atau melihatnya jika bukan kita yang melestarikan budaya dan tradisi nuswantoro ini.
Untuk menambah wawasan kita tentang budaya dan tradisi nuswantoro berikut artikel yang lainya
tradisinuswantoro.my.id - Rumah Banjar adalah rumah adat dari Provinsi Kalimantan Selatan. Rumah banjar atau rumah bahari juga disebut dengan Rumah Baanjung merupakan rumah adat dari suku Banjar dan suku Dayak Bakumpai. Disebut dengan rumah Baanjung karena rumah tradisional Banjar ini dibangun dengan beranjung (bahasa Banjar: ba-anjung), yaitu sayap bangunan yang menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama.
Rumah tradisional Banjar adalah jenis rumah khas Banjar dengan gaya dan ukirannya sendiri sejak sebelum tahun 1871 sampai tahun 1935. Pada tahun 1871, pemerintah kota Banjarmasin mengeluarkan segel izin pembuatan Rumah Bubungan Tinggi di kampung Sungai Jingah yang merupakan rumah tertua yang pernah dikeluarkan segelnya. Ikon rumah banjar yang disebut rumah bubungan tinggi karena bentuk pada bagian atapnya yang begitu lancip dengan sudut 45º. Rumah adat banjar ini diperkirakan telah ada pada abad ke 16, yaitu ketika daerah Banjar di bawah kekuasaan Pangeran Samudera yang kemudian memeluk agama Islam, dan mengubah namanya menjadi Sultan Suriansyah dengan gelar Panembahan Batu Habang.
Pada awalnya bentuk bangunan rumah adat Banjar ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang ke depan. Kemudian bentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan di samping kiri dan kanan bangunan dan agak ke belakang ditambah dengan sebuah ruangan yang berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi. Bangunan tambahan di samping kiri dan kanan ini tamapak menempel (dalam bahasa Banjar: Pisang Sasikat) dan menganjung keluar. Bangunan tambahan di kiri dan kanan tersebut disebut juga anjung; sehingga kemudian bangunan rumah adat Banjar lebih populer dengan nama Rumah Ba-anjung.
Rumah banjar dibuat dari kayu damar putih dan kayu ulin. Kondisi alam yang berawa membuat bentuk rumah Baanjung ini berupa rumah panggung dengan rangka dan penyangga rumah dibuat dari kayu pilihan.
Penampilan rumah tradisional Bubungan Tinggi juga ditunjang oleh bentuk-bentuk ornamen berupa ukiran. Penempatan ukiran tersebut biasanya terdapat pada bagian yang konstruktif seperti tiang, tataban, papilis, dan tangga. Sebagaimana pada kesenian yang berkembang dibawah pengaruh Islam, motif yang digambarkan adalah motif floral (daun dan bunga). Motif-motif binatang seperti pada ujung pilis yang menggambarkan burung enggang gading dan naga juga distilir dengan motif floral. Disamping itu juga terdapat ukiran bentuk kaligrafi. Kaligrafi Arab merupakan ragam hias yang muncul belakangan yang memperkaya ragam hias suku Banjar.
Demikian Sobat, sekilas pengenalan kita akan rumah adat tradisional Baanjung atau rumah Banjar dari Kalimantan selatan.
Rumah tradisional Banjar adalah jenis rumah khas Banjar dengan gaya dan ukirannya sendiri sejak sebelum tahun 1871 sampai tahun 1935. Pada tahun 1871, pemerintah kota Banjarmasin mengeluarkan segel izin pembuatan Rumah Bubungan Tinggi di kampung Sungai Jingah yang merupakan rumah tertua yang pernah dikeluarkan segelnya. Ikon rumah banjar yang disebut rumah bubungan tinggi karena bentuk pada bagian atapnya yang begitu lancip dengan sudut 45º. Rumah adat banjar ini diperkirakan telah ada pada abad ke 16, yaitu ketika daerah Banjar di bawah kekuasaan Pangeran Samudera yang kemudian memeluk agama Islam, dan mengubah namanya menjadi Sultan Suriansyah dengan gelar Panembahan Batu Habang.
Pada awalnya bentuk bangunan rumah adat Banjar ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang ke depan. Kemudian bentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan di samping kiri dan kanan bangunan dan agak ke belakang ditambah dengan sebuah ruangan yang berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi. Bangunan tambahan di samping kiri dan kanan ini tamapak menempel (dalam bahasa Banjar: Pisang Sasikat) dan menganjung keluar. Bangunan tambahan di kiri dan kanan tersebut disebut juga anjung; sehingga kemudian bangunan rumah adat Banjar lebih populer dengan nama Rumah Ba-anjung.
Rumah banjar dibuat dari kayu damar putih dan kayu ulin. Kondisi alam yang berawa membuat bentuk rumah Baanjung ini berupa rumah panggung dengan rangka dan penyangga rumah dibuat dari kayu pilihan.
Penampilan rumah tradisional Bubungan Tinggi juga ditunjang oleh bentuk-bentuk ornamen berupa ukiran. Penempatan ukiran tersebut biasanya terdapat pada bagian yang konstruktif seperti tiang, tataban, papilis, dan tangga. Sebagaimana pada kesenian yang berkembang dibawah pengaruh Islam, motif yang digambarkan adalah motif floral (daun dan bunga). Motif-motif binatang seperti pada ujung pilis yang menggambarkan burung enggang gading dan naga juga distilir dengan motif floral. Disamping itu juga terdapat ukiran bentuk kaligrafi. Kaligrafi Arab merupakan ragam hias yang muncul belakangan yang memperkaya ragam hias suku Banjar.
Rumah Banjar - Sumber foto www.fotoblur.com |
Trimakasih Kawan budaya telah membaca dan menyimak Rumah Adat Banjar Kalimantan Selatan
Indah dan kaya bukan budaya kita ini yang terutama di bumi nuswantoro ini dan semoga dengan hadirnya Rumah Adat Banjar Kalimantan Selatan. Dapat membuat kita lebih banggga dan semangat lagi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya nuswantoro ini. Ingatlah bahwa budaya kita ini adalah budaya dan peradaban yang luhur jangan sampai kita lengah dan diakui oleh bangsa lain. Salam Budaya Nuswantoro buat kita semua.
0 Response to "Rumah Adat Banjar Kalimantan Selatan"
Posting Komentar