Prosesi Siraman Adat Sunda

Prosesi Siraman Adat Sunda -Kawan budaya Tradisi Nuswantoro kebudayaan atau tradisi sebuah bangsa merupakan sebuah jati diri bangsa. Karena dengan adanya tradisi kita tahu siapa kita sebenarnya dan dari mana kita berasal. Budaya dan tradisi Nusantara atau Nuswantoro sangatlah banyak. Dari segi bahasa pakain kuliner sampai dengan upacara keagamaan ada semua di bumi Nuswantoro ini.Sehingga kami ingin mengajak kawan budaya untuk lebih mengenal Prosesi Siraman Adat Sunda dan tahu akan lebih banyak tentang seluk beluknya.

Kita wajib untuk mengetahui akan semua itu. Karena kita bangsa yang besar dan Bangsa yang besar selalu menghargai akan budaya dan tradisi serta sejarahnya. Jangan sampai kita tidak tahu tentang Prosesi Siraman Adat Sunda. Bisa jadi esok atau lusa kita tidak akan pernah mengenal atau melihatnya jika bukan kita yang melestarikan budaya dan tradisi nuswantoro ini.



Untuk menambah wawasan kita tentang budaya dan tradisi nuswantoro berikut artikel yang lainya



Prosesi Siraman adat jawa dan prosesi siraman adat Sunda memiliki sedikit perbedaan, walaupun pada dasarnya makna dalam prosesi Siraman tersebut adalah sama yaitu sebagai sarana untuk membersihkan jiwa dan raga calon mempelai. Selain itu juga prosesi siraman ini banyak ditambahkan berbagai ritual yang mengandung makna yang cukup dalam terutama pembekalan pada kedua calon mempelai.

Pada masyarakat Sunda, siraman ini biasanya dilakukan pada calon pengantin wanita dengan tujuan untuk membersihkan diri calon pengantin wanita secara lahir dan bathin sebelum memasuki saat pernikahan. Prosesi siraman ini dilakukan pada siang hari di rumah mempelai wanita. Sebelum dilakukan siraman, untuk calon mempelai yang beragama islam biasanya dilakukan pengajian dahulu disertai do'a khusus untuk calon pengantin. Berikut urutan proses siraman adat sunda :


Prosesi siraman adat sunda dimulai secara simbolis yaitu calon pengantin wanita keluar dari kamar dengan digendong / diaping (didampingi) dengan menggunakan samping oleh Ibu calon mempelai wanita, sedangkan ayah mendampingi  sambil membawa pelita (lilin). Setelah sesampai di tempat Sungkeman, aisan samping pun dilepaskan. Hal ini merupakan simbol bahwa bahwa orang tua telah melepas tanggung jawabnya terhadap sang anak untuk diserahkan kepada suaminya. Ayah membawa pelita berarti seorang ayah selalu memberi penerangan (bimbingan) pada putra-putrinya.


Setelah itu, calon mempelai wanita duduk dipangkuan kedua orangtuanya, hal ini  menandakan bahwa kasih sayang orang tua pada anaknya tidak terbatas. Setelah selesai, mempelai wanita menghadap ayah ibunya untuk mengungkapkan isi hatinya (Ngaras)
Dalam upacara ini mempelai wanita mencuci kedua kaki orang tuanya. Diawali dengan mencuci kaki sang ayah. Upacara ini melambangkan bakti seorang anak kepada orang tuanya. Setelah selesai mencuci kaki, lalu disemprotkan dengan minyak wangi yang mengandung arti bahwa sampai kapanpun sang anak diharapkan dapat membawa harum nama keluarga

Setelah itu calon mempelai wanita berdiri dan menuju tempat siraman didampingi kedua orang tua dengan melewati kain samping sebanyak 7 lembar. Hal ini bermakna bahwa dalam hari-hari selanjutnya yang akan dilalui sang mempelai selalu diberikan kesabaran, kesehatan, ketawakalan, ketabahan, keteguhan iman yang kuat dan senantiasa menjalankan agama.

Setelah itu baru dilakukan siraman yang dilakukan oleh Sang Ayah diikuti oleh Ibu setelah sebelumnya air siraman dicampur dengan bunga, antara lain bunga mawar, melati, dan kenanga. Bunga mawar berarti sang anak diharapkan selalu jujur karena kebenaran. Bunga melati berarti agar sang anak selalu disukai oleh siapa saja dan bisa membawa harum nama keluarga. Bunga kenanga berwarna hijau berarti agar sang anak selalu diberikan kesejukan dan keteduhan hati. Prosesi siraman ini biasanya juga diikuti oleh anggota keluarga lainnya dengan jumlah ganjil, 9, 11 atau 13 orang. 

Air Bunga untuk Siraman Adat Sunda - Gambar : http://kenanga.ucoz.com

Setelah proses mengguyur selesai, kemudian sang anak mengambil air wudhlu dari air yang dikucurkan oleh Sang Ayah. Hal ini dimaksudkan agar dalam keadaan apapun, suka atau duka, sang anak tidak meninggalkan ibadah. Setelah menikah hal ini akan menjadi tanggung jawab suaminya untuk selalu mengingatkan

Setelah prosesi siraman tersebut selesai, kemudian calon mempelai wanita dibawa ke kamar kembali untuk dilakukan upacara ngerik/ngeningan bulu-bulu halus yang tumbuh sejak lahir pada bagian wajah.

Pada saat proses ngerik/ngeningan, di luar kamar pengantin dilangsungkan acara parebut bebetian (sesuatu yang ada dalam tanah seperti: kacang-kacangan, ubi, singkong atau talas) dan hahampangan (sesuatu yang ringan seperti: keripik, kerupuk atau rengginang) oleh para undangan yang hadir. Upacara ini dimaksudkan supaya calon pengantin lancar rejekinya, cepat mendapat keturunan dan selalu perfikir positif bila suatu hari menemui masalah dalam rumah tangganya.

Urutan dalam acara siraman adat sunda ini kemungkinan bisa berbeda tergantung dari penata acara / penata rias yang biasanya mengadakan acara siraman sudah satu paket dengan riasan pengantin.

Dan berikut ini adalah contoh salah satu acara siraman adat sunda yang didapatkan dari pengunggah video di youtube.com

 


Trimakasih Kawan budaya telah membaca dan menyimak Prosesi Siraman Adat Sunda

Indah dan kaya bukan budaya kita ini yang terutama di bumi nuswantoro ini dan semoga dengan hadirnya Prosesi Siraman Adat Sunda. Dapat membuat kita lebih banggga dan semangat lagi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya nuswantoro ini. Ingatlah bahwa budaya kita ini adalah budaya dan peradaban yang luhur jangan sampai kita lengah dan diakui oleh bangsa lain. Salam Budaya Nuswantoro buat kita semua.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Prosesi Siraman Adat Sunda"

Posting Komentar